Mengenal Tiga Pola Makan Sehat yang Mudah dan Murah

 


JAKARTA - Praktisi kesehatan dan penulis buku, Erikar Lebang menekankan bahwa gaya sehat itu mudah dan murah. Anda bisa menjalaninya dengan menekankan pada pilihan makanan tinggi sayuran dan buah, serta mengurangi protein hewani.

“Ada tiga pola makan sehat,” kata Erikar dalam jumpa pers Food Combining Indonesia di Jakarta Pusat, Ahad (9/7/2023).

Tiga pola makan sehat, yaitu food combining, diet alkali, dan raw food diet. Erikar menjelaskan tiga pola makan itu memiliki tujuan yang sama untuk tubuh sehat. Dalam food combining, Erikar menjelaskan ada tiga poin yang ditekankan pola makan ini. Pertama, apa yang kita makan. Food combining tidak mengenal pembagian makanan, seperti karbohidrat, protein, atau apa pun yang membingungkan. Food combining hanya melihat makanan apakah itu produk daging, buah, sayur, dan roti (tepung).

Kedua, bagaimana cara makannya. Acuan paling mendasar adalah cara sistem cerna manusia bekerja. Misalnya, protein hewani dimakan dengan karbo (seperti nasi hangat) itu memang enak. Namun, apa yang terjadi di luar lidah? Untuk mencerna protein hewani, tubuh membutuhkan enzim cerna pepsin. Orang dengan masalah lambung berkepanjangan disarankan berhenti makan daging. Kemudian, karbohidrat itu butuh enzim cerna amilase.

Erikar menjelaskaan mengonsumsi daging dan karbohidrat secara bersamaan ini tidak baik untuk lambung, karena mempertemukan pH asam dan basa. Dari sisi psikologis, protein hewani dalam jumlah banyak memicu Anda selalu awas, was-was, stimulatif, karena tubuh bergelimang adrenalin. Karbohidrat memicu produksi zat pengantar syaraf serotonin, yang berhubungan rasa nyaman, tenang, cenderung ada sifat malas. Kalau makan dalam jumlah banyak, maka tubuh akan memproduksi dua zat pengantar syaraf secara bersamaan yang membuat tubuh terasa tidak nyaman.

“Pelaku food combinng melaporkan kalau makan buah dan sayuran itu badan terasa ringan,” ujar Erikar, yang sudah menjalani foodcombining selama 25 tahun.

Dia menyarankan Anda agar memadukan konsumsi daging dengan sayuran. Sayuran segar akan menetralisir efek buruk dari protein hewani. Sistem cerna manusia bukan didesain sebagai karnivora.

“Sistem cerna manusia tidak didesain mencerna protein hewani dalam jumlah banyak. Itu kebanjiran. Apalagi suka minum kopi dan teh,” kata Erikar.

Daging itu “miskin” serat, sementara serat itu membantu usus memijit dengan baik. Orang yang suka makan daging itu jarang buang air besar. Sayuran segar itu kaya serat, sehingga memudahkan buang air besar. Makan karbohidrat itu idealnya juga makan sayur segar dalam jumlah banyak. Sayur menetralisir efek buruk dari karbohidrat.

“Sayuran mengandung serat larut yang menahan gula darah agar tak naik. Gluten dalam roti juga bisa ditahan sayuran. Pelaku food combining selalu makan sayuran dalam jumlah banyak,” ujar Erikar.

Ketiga, kapan waktu makannya? Tubuh memiliki ritme sirkadian (siklus yang ada di tubuh), yaitu ritme cerna (tubuh siap untuk makan) pukul 12.00-20.00; ritme serap (tubuh memproses apa yang Anda makan) pukul 20.00-04.00; dan ritme buang (menghasilkan residu) pukul 04.00-12.00. Erikar menjelaskan ritme serap itu bertepatan dengan waktu istirahat/jam tidur. Jam tidur itu adalah waktu liver bekerja keras. Usahakan untuk menurunkan aktivitas secara drastis pada pukul 20.00.

“Ritme serap dan buang itu membutuhkan energi besar. Makanya, jangan makan berat, agar energinya tak terbuang. Pilihlah makanan terbaik pada pagi hari,” kata Erikar.

Jika Anda memilih makan berat, maka artinya Anda sedang menyiksa tubuh. Ganti sarapan dengan konsumsi buah segar karena membantu efisiensi energi tubuh pada pagi hari. Buah segar mudah dicerna tubuh. Total diserap tubuh butuh waktu dua sampai tiga jam.

“Buah kaya enzim, antioksidan, mineral, cairan, serat, tidak memberatkan sama sekali. Ini tiga pedoman pelaku food combining,” ujar Erikar.

Diet alkali didasarkan pH. Angka pH darah normal manusia itu nilainya berkisar 7,35-7,45, atau netral cenderung basa. Semakin tubuh menjaga angka netral cenderung basa yang konstan, maka semakin tubuh sehat. Makanan modern cenderung memiliki sifat pembentukan pH asam, yang menyiksa pH darah dan membuat Anda mudah sakit.

“Kalau pH cenderung asam, maka efeknya kegemukan, terlalu kurus, kualitas kulit buruk, daya tahan tubuh lemah, penyakit degeneratif, kanker,” kata Erikar.

Piramida makan dari pelaku diet alkali, yaitu dasarnya sayuran segar dan buah-buahan. Makanan mendasar ini dimakan sebanyak yang mereka bisa lakukan. Di atasnya, ada makanan protein, seperti biji-bijian. Food combining dan diet alkali ini satu konsep.

Ketiga, raw food merupakan pola makan yang berupaya mendapatkan banyak unsur nutrisi yang mudah dicerna dan diserap tubuh. Artinya, unsur nutrisinya ada di titik tertinggi. Kuncinya tidak melalui panas, seperti menggoreng, merebus, membakar. Proses memasak yang terlalu panas ini mematikan enzim, merusak antioksidan, dan memasok radikal bebas. Semakin buruk makanannya, maka semakin buruk cadangan enzim. Radikal bebas itu menifestasi apa yang merusak tubuh.

Sumber: Republika 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama