JAKARTA - Memakai tabir surya (sunscreen) menjadi hal mutlak untuk perlindungan kulit di bawah matahari. Namun, orang kerap masih bertanya tentang lebih baik mana antara sunscreen spray (semprot) atau krim?
Menurut dr Cristina Psomadakis, seorang konsultan dermatologi NHS yang berbasis di London, Inggris, memakai sunscreen jenis apa pun sebenarnya lebih baik dibandingkan tidak sama sekali. Tetapi jika ditanya mana yang lebih baik antara semprot dan krim, Psomadakis meragukan jenis semprot karena kurang jelasnya dosis perlindungan yang diberikan.
"Semua tabir surya, termasuk semprotan, harus menjalani pengujian untuk memvalidasi jumlah perlindungan matahari yang mereka berikan untuk mendapatkan peringkat SPF," kata dia, dikutip dari The Sun, Jumat (30/6/2023).
Masalah dari sunscreen spray adalah orang sering kali tidak tahu tentang jumlah yang diperlukan untuk mencapai peringkat SPF pada botol. Sebab, orang tidak memiliki persepsi yang baik tentang jumlah yang digunakan.
SPF, atau faktor perlindungan matahari, menunjukkan seberapa baik suatu produk melindungi dari sengatan matahari. Angka pada SPF menandai durasi waktu yang dibutuhkan radiasi UV matahari untuk membakar kulit saat menggunakan produk persis seperti yang diarahkan, dibandingkan dengan tidak memakainya sama sekali.
Misalnya, diperkirakan jika orang biasanya mulai terbakar setelah 10 menit di bawah sinar matahari, maka penggunaan losion dengan SP15 akan melindungi 15 kali lebih lama dari itu, artinya hingga 150 menit. Perlindungan ini hanya bertahan jika orang mengoleskan kembali krim matahari setiap dua jam dan kulit mendapatkan lapisan yang tebal dan rata.
Ini mengharuskan orang mengoleskan dua miligram tabir surya per sentimeter persegi kulit yang terbuka. Dr Hiba Injibar menyarankan "aturan dua jari" untuk pemakaian optimal.
"Ambil tabir surya secukupnya hingga menutupi dua jari tangan untuk satu area tubuh yang ingin dilindungi, misalnya leher Anda," kata dia.
Sulit untuk mengetahui apakah orang mengaplikasikan tabir surya dalam jumlah yang diperlukan saat berbentuk spray, dan ada penelitian untuk membuktikannya. Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Colorado pada 2019 menemukan bahwa ketika orang menggunakan semprotan SPF ke lengan bawah, kebanyakan hanya menggunakan sekitar 60 persen dari jumlah yang dibutuhkan untuk mendapatkan perlindungan yang tercetak di botol.
Ada potensi untuk membuang-buang produk berharga saat pengguna menyemprotkannya ke kulit daripada mengoleskannya. Faktanya, sebuah studi oleh Griffith University di Australia pada 2021 menemukan bahwa orang dapat membuang sebanyak 93 persen perlindungan matahari jika mereka menggunakan semprotan dalam kondisi berangin.
Selain itu, menyemprotkan tabir surya ke tangan mungkin masih tidak memberikan perlindungan yang dibutuhkan. Sebab, tabir surya tersebut sebenarnya akan diencerkan dengan propelan untuk mengeluarkannya dari botol.
Biasanya, propelan akan menghasilkan sekitar setengah dari cairan yang dikeluarkan. Jadi, orang harus menggunakan produk dua kali lebih banyak.
Sumber: Republika