WHO: Anak-Anak dan Orang Dewasa Sehat tak Perlu Lagi Vaksin Booster


NEW YORK -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyesuaikan rekomendasi vaksin Covid-19 dengan tahapan baru pandemi. WHO mengatakan anak-anak dan orang dewasa yang sehat tidak perlu lagi vaksin booster tapi kelompok lanjut usia dan resiko tinggi masih membutuhkannya.

Lembaga kesehatan PBB itu mengatakan perubahan ini bertujuan untuk memfokuskan vaksinasi pada kelompok yang paling rentan terhadap gejala parah dan kematian Covid-19. Mengingat sebagian besar populasi di seluruh dunia sudah imun karena infeksi dan vaksinasi.

WHO mendefinisikan populasi resiko tinggi sebagai orang lanjut usia dan orang muda dengan faktor resiko tinggi. WHO mengatakan bagi kelompok ini diperlukan vaksin tambahan antara 6 sampai 12 bulan setelah dosis terakhir tergantung pada faktor-faktor seperti usia dan kondisi kekebalan tubuh.

Sementara, kata WHO, anak-anak dan orang dewasa yang sehat masuk kelompok "prioritas rendah" vaksinasi Covid-19. Lembaga internasional itu meminta pemerintah negara-negara di seluruh dunia mempertimbangkan faktor seperti beban penyakit sebelum merekomendasikan vaksin pada kelompok ini. 

WHO mengatakan vaksin dan vaksin booster Covid-19 aman bagi semua usia. Tapi rekomendasi juga harus mempertimbangkan faktor lain seperti efektivitas biaya.  

Pada bulan September lalu WHO mengatakan akhir pandemi sudah "di depan mata." Dalam konferensi pers Pada Kamis (29/3/2023) lembaga itu mengatakan rekomendasi terbaru mencerminkan gambaran penyakit dan imunitas global saat ini. Tapi tidak boleh dilihat sebagai pedoman jangka panjang mengenai apakah booster tahunan diperlukan atau tidak.

Rekomendasi terbaru WHO disampaikan saat pemerintah-pemerintah di seluruh dunia mengambil pendekatan yang berbeda-beda. Negara pendapatan tinggi seperti Inggris dan Kanada sudah menawarkan kelompok resiko tinggi Covid-19 vaksin booster pada musim semi ini, diberikan enam bulan setelah dosis terakhir.

"Peta jalan yang sudah direvisi menekan kembali pentingnya vaksinasi bagi kelompok resiko tinggi," kata ketua Kelompok Strategis Pakar Imunisasi WHO Hanna Nohynek.

Komite itu juga mendesak pemerintah segera mengejar ketertinggalan vaksinasi yang terlewat selama pandemi. Serta memperingatkan adanya peningkatan penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin seperti campak.

Komite menambahkan bagi mereka yang "berisiko sedang" tidak perlu lagi vaksin tambahan selain dua dosis awal dan satu kali dosis booster karena manfaatnya kecil. []

Sumber: Republika

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama