Haiti Siap Luncurkan Vaksin Kolera Pertama



PORT-AU-PRINCE - Pemerintah Haiti bersiap meluncurkan kampanye vaksinasi kolera pekan ini. Hal ini dikonfirmasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pejabat setempat setelah negara Karibia itu menerima pengiriman vaksin pertamanya.

Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) pada Rabu (14/12/2022) mengatakan, Haiti menerima pengiriman awal sekitar 1,17 juta vaksin kolera pada Senin (12/12/2022).

PAHO menjelaskan bahwa pihak berwenang akan memfokuskan upaya vaksinasi dini untuk penduduk berusia di atas satu tahun yang tinggal di daerah yang telah melaporkan kasus kolera paling banyak hingga saat ini. Itu termasuk lingkungan Port-au-Prince di Cite Soleil dan Delmas.

"Kedatangan vaksin oral di Haiti adalah langkah ke arah yang benar," kata direktur Kementerian Kesehatan dan Kependudukan Haiti, Laure Adrien dikutip Aljazirah, Rabu (14/12/2022).

"Kami berharap pengiriman pertama ini akan diikuti oleh yang lain sehingga vaksin tersedia untuk semua populasi yang berisiko di Haiti," ujarnya menambahkan.

Haiti telah berjuang untuk menahan wabah penyakit tersebut di tengah lonjakan kekerasan geng. Belakangan, geng Haiti memblokir akses kebutuhan hidup yang menyebabkan kekurangan bahan bakar dan listrik, termasuk di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya di ibu kota, Port-au-Prince.

Haiti telah meminta bantuan untuk memerangi wabah kolera. Kolera di negara tersebut dimulai pada awal Oktober dan berdampak paling parah pada orang-orang yang sudah rentan.

Pejabat PBB mengatakan bahwa anak-anak menyumbang sekitar 40 persen kasus kolera. Sementara sembilan dari 10 kasus terjadi di wilayah negara yang juga berjuang dengan tingkat kekurangan gizi dan kemiskinan yang tinggi.

Direktur kantor program darurat UNICEF, Manuel Fontaine bulan lalu mengatakan bahwa anak-anak Haiti menghadapi tiga ancaman, yakni kekerasan, kekurangan gizi, dan kolera. Kolera adalah penyakit yang disebabkan oleh minum air atau makan makanan yang terkontaminasi bakteri kolera. Orang yang terkena bakteri itu memicu diare parah serta muntah, haus dan gejala lainnya.

Kolera juga dapat menyebar dengan cepat di daerah tanpa pengolahan limbah yang memadai dan air minum bersih. Kementerian kesehatan masyarakat Haiti melaporkan 283 kematian kolera dan 13.672 kasus antara 2 Oktober dan 6 Desember. Angka ini adalah tingkat kematian lebih dari dua persen, meskipun jumlah sebenarnya diyakini lebih tinggi karena tidak semua kasus dilaporkan.

Kendati begitu, upaya pemerintah menahan wabah telah diperumit dengan meningkatnya kekerasan dan ketidakstabilan geng. Mereka semakin menjamur dan berani setelah pembunuhan mantan Presiden Jovenel Moise di Port-au-Prince tahun lalu.

"Haiti memiliki pengalaman dalam mengelola kolera, tetapi situasi keamanan yang rapuh telah memperlambat upaya respons," kata Direktur PAHO Carissa F Etienne dalam pernyataan Senin lalu.

PAHO mencatat 500 ribu dosis vaksin lainnya akan tiba di Haiti dalam beberapa minggu mendatang. WHO telah merekomendasikan penggunaan vaksin oral yang dikombinasikan dengan langkah-langkah lain (seperti akses ke air bersih, sanitasi, dan perlengkapan kebersihan) untuk membendung penyebaran penyakit.

Haiti terakhir kali melaporkan kasus kolera lebih dari tiga tahun lalu, setelah wabah pada 2010 yang menyebabkan sekitar 10 ribu kematian dan lebih dari 820 ribu infeksi. Wabah itu terkait dengan kebocoran limbah dari pangkalan penjaga perdamaian PBB, yang memicu kecaman dan menabur ketidakpercayaan publik pada badan internasional di seluruh Haiti. PBB meminta maaf pada 2016 atas perannya dalam epidemi tersebut. []

Sumber: Republika

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama